Hallo semuanya, Ibo is back, dan sekarang gue bakal nge review tentang karya yang dibuat sama dosen gue di kampus bapak Syaiful yang berjudul "Selamanya mutiara".
Film ini mendeskripsikan tentang perempuang yang sudah tidak muda lagi bernama Mimi Rasinah, beliau adalah seorang penari topeng yang namanya sudah menghamrumkan Indonesia sampah eropa dan kancah Internasional.
Beliau menekuni tari sejak umur 5 tahun dan terus menari hingga beliau tutup usia. Mimi Rasinah mendapat pendidikan tari, langsung dari kedua orang tuanya yang menurut pengakuan nya keras menurunkan ilmu kepada Mimi. Tapi hal ini dimaksudkan agar Mimi Rasinah bisa siap untuk meneruskan tradisi asli Indonesia ini.
Sebelum tutup usia, beliau masih suka menari dari kampung ke kampung, dari satu hajat ke hajatan yang lain dan ini tidak lah membuat Mimi Rasinah lelah atau malu karena telah biasa menari hingga Amsterdam, Paris dan negara eropa lain nya.
Walau diumur yang tidak muda, Mimi Rasinah selain menari juga menurun kan ilmu nya kepada anak - anak yang berada di sekitar lingkungan kampung halamannya di Indramayu, beliau ingin agar seni tari topeng yang menjadi budaya asli Indonesia tidak lah hilang generasi dan digusur oleh tarian modern di kota besar macam suffle dance, break dance, gangnam style dance atau harlem shake dance yang sedang banyak digandrungi oleh para anak muda di seluruh dunia khususnya Indonesia. Beliau ingin jika para generasi muda Indonesia dapat bangga dan melestarikan budaya nya sendiri agar tidak dengan mudah di akui negara tentangga.
Bapak Syaiful dalam mengkemas film pendek ini penuh dengan tata artistik kamera yang menunjukan nilai seni dan pesan - pesan moril di dalam gambar - gambar yang ada di dalam film.
Beliau memulai film dengan tarian yang menggambarkan sisi kehidupan atau mulainya hidup dengan menggambarkan dengan jelas Mimi Rasinah yang menari digelapnya malam dan di cahayai oleh obor tradisional yang sarat akan nilai kesenian Indonesia.
Beliau pun sering mengambil close up yang memperlihatkan wajah Mimi Rasinah yang penuh akan cerita yang mungkin tak bisa semua di ceritakan, dan penuh kepolosan serta perjuangan yang lelah atas apa yang beliau capai sejak menjadi penari hingga diumur yang senja
lalu bapak Syaiful menutup film ini dengan tarian yang menggambarkan atas penutupan atau kematian yang membuat sorang Mimi Rasinah mendapat penghargaan tertinggi di keabadian.
Mimi Rasinah berkeinginan untuk pergi haji dan jika harus tutup usia beliau ingin menutup harinya diatas panggung pentas sebagai penari. Walau keinginan untuk berangkat ke tanah suci belum sempat terwujud akan tetepi keinginan Mimi Rasinah untuk tutup usia di panggung pentas menjadi kenyataan.
Film ini sangat menginspirasi sekali buat gue khusunya selain dari segi artistik dalam hal pengambilan gambar, cerita yang ditampilkan pun banyak yang menginspirasi gue untuk terus berusaha dan menjalani hobby yang kita inginkan dan sukai hingga akhir hayat.
Film ini mendeskripsikan tentang perempuang yang sudah tidak muda lagi bernama Mimi Rasinah, beliau adalah seorang penari topeng yang namanya sudah menghamrumkan Indonesia sampah eropa dan kancah Internasional.
Beliau menekuni tari sejak umur 5 tahun dan terus menari hingga beliau tutup usia. Mimi Rasinah mendapat pendidikan tari, langsung dari kedua orang tuanya yang menurut pengakuan nya keras menurunkan ilmu kepada Mimi. Tapi hal ini dimaksudkan agar Mimi Rasinah bisa siap untuk meneruskan tradisi asli Indonesia ini.
Sebelum tutup usia, beliau masih suka menari dari kampung ke kampung, dari satu hajat ke hajatan yang lain dan ini tidak lah membuat Mimi Rasinah lelah atau malu karena telah biasa menari hingga Amsterdam, Paris dan negara eropa lain nya.
Walau diumur yang tidak muda, Mimi Rasinah selain menari juga menurun kan ilmu nya kepada anak - anak yang berada di sekitar lingkungan kampung halamannya di Indramayu, beliau ingin agar seni tari topeng yang menjadi budaya asli Indonesia tidak lah hilang generasi dan digusur oleh tarian modern di kota besar macam suffle dance, break dance, gangnam style dance atau harlem shake dance yang sedang banyak digandrungi oleh para anak muda di seluruh dunia khususnya Indonesia. Beliau ingin jika para generasi muda Indonesia dapat bangga dan melestarikan budaya nya sendiri agar tidak dengan mudah di akui negara tentangga.
Bapak Syaiful dalam mengkemas film pendek ini penuh dengan tata artistik kamera yang menunjukan nilai seni dan pesan - pesan moril di dalam gambar - gambar yang ada di dalam film.
Beliau memulai film dengan tarian yang menggambarkan sisi kehidupan atau mulainya hidup dengan menggambarkan dengan jelas Mimi Rasinah yang menari digelapnya malam dan di cahayai oleh obor tradisional yang sarat akan nilai kesenian Indonesia.
Beliau pun sering mengambil close up yang memperlihatkan wajah Mimi Rasinah yang penuh akan cerita yang mungkin tak bisa semua di ceritakan, dan penuh kepolosan serta perjuangan yang lelah atas apa yang beliau capai sejak menjadi penari hingga diumur yang senja
lalu bapak Syaiful menutup film ini dengan tarian yang menggambarkan atas penutupan atau kematian yang membuat sorang Mimi Rasinah mendapat penghargaan tertinggi di keabadian.
Mimi Rasinah berkeinginan untuk pergi haji dan jika harus tutup usia beliau ingin menutup harinya diatas panggung pentas sebagai penari. Walau keinginan untuk berangkat ke tanah suci belum sempat terwujud akan tetepi keinginan Mimi Rasinah untuk tutup usia di panggung pentas menjadi kenyataan.
Film ini sangat menginspirasi sekali buat gue khusunya selain dari segi artistik dalam hal pengambilan gambar, cerita yang ditampilkan pun banyak yang menginspirasi gue untuk terus berusaha dan menjalani hobby yang kita inginkan dan sukai hingga akhir hayat.
Vicky Biwantha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar